<p>Nasionalisme ekonomi adalah sebuah ideologi politik yang menekankan pengendalian domestik terhadap ekonomi, tenaga kerja, dan pembentukan modal, walaupun ini memerlukan pengenaan tarif dan pembatasan lain terhadap pergerakan tenaga kerja, barang, dan modal. Ini adalah bentuk proteksionisme dan sering dikaitkan dengan penentangan terhadap globalisasi, perdagangan bebas, imigrasi, dan investasi langsung asing. Nasionalis ekonomi berpendapat bahwa sebuah negara harus mempertahankan pengendalian atas ekonominya dan harus menghindari menjadi terlalu bergantung pada negara-negara asing.</p>
Sejarah nasionalisme ekonomi bermula dari dasar-dasar politik merkantilisme pada abad ke-16 hingga ke-18, di mana negara-negara Eropah berusaha mengumpulkan kekayaan dengan memaksimumkan eksport dan meminimumkan import. Ini dicapai melalui pengenakan tarif tinggi dan pembentukan monopoli negara. Tujuannya adalah untuk mencipta keseimbangan perdagangan yang menguntungkan agar emas dan perak masuk ke negara dan menjadikannya lebih kaya.
Pada abad ke-19, nasionalisme ekonomi dikaitkan dengan idea pembinaan negara, ketika negara-negara yang baru merdeka berusaha untuk membangunkan ekonomi mereka dan mengurangkan ketergantungan mereka terhadap kuasa kolonial terdahulu. Ini sering melibatkan penubuhan syarikat milik negara dan pengenakan sekatan terhadap pelaburan asing.
Pada abad ke-20, nasionalisme ekonomi sering dikaitkan dengan rejim sosialis dan komunis yang berusaha mengawal semua aspek ekonomi. Namun, ia juga diterima oleh beberapa negara kapitalis, terutamanya dalam tempoh krisis ekonomi. Sebagai contoh, semasa Kemelut Besar pada tahun 1930-an, banyak negara mengambil polisi proteksionis dalam usaha melindungi industri domestik mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, nasionalisme ekonomi telah mengalami kebangkitan sebagai respons terhadap dampak negatif yang dirasakan dari globalisasi, seperti kehilangan pekerjaan dan stagnasi upah. Hal ini telah menyebabkan tuntutan untuk perlindungan yang lebih besar terhadap industri dalam negeri dan pembatasan terhadap imigrasi dan investasi asing. Namun, para kritikus berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan tersebut dapat menyebabkan ketidakefisienan ekonomi dan konflik dengan negara-negara lain.
Sejauh manakah kepercayaan politik anda sama dengan isu Economic Nationalism ? Ambil kuiz politik untuk mengetahui.